Sabtu, 13 November 2010

GUNUNG TOBA JADI BONA PASOGIT BATAK






8 Gunung Berapi Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya


Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Beberapa diantaranya pernah mencatatkan rekor letusan fantastis yang membuat dunia ikut merasakan dampaknya. Besarnya letusan sebuah gunung berapi  dapat dihitung menggunakan pengukuran VEI.
http://img98.imageshack.us/img98/3936/krakataujh9.jpg

Volcanic Explosivity Index (VEI), dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi.

Berikut ini adalah beberapa gunung berapi di Indonesia yang pernah tercatat memiliki letusan yang dahsyat diukur menggunakan VEI.

8. Gunung Kelud (VEI=4)

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

7. Gunung Merapi (VEI=4)

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

6. Gunung Galunggung (VEI=5)

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.


Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

5. Gunung Agung (VEI=5)

Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.

Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.

Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung.

Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

4. Krakatau (VEI=6)

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.

Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska.

Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

3. Maninjau (VEI=7)

Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Memiliki volume 220-250 km ³ dan panjang 20 km dan lebar 8 km.


2. Gunung Tambora (VEI=7)

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181.

Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 - 12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.

Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia.

Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.

Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.

1. Toba Supervolcano (VEI=8)

Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
File:Tobaeruption.png

Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.

Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.

Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.000 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia.

Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia.

Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera, meletus dengan sangat dahsyat. Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita,yang diyakini juga mencairkan es yang dikutub utara dan selatan hingga 70%,berubah lah suhu bumi hingga yang kita rasakan panasnya matahari mencapai sekian derajat celsius....dan juga diyakini menghabisi dinosourus dinosourus...dan menutup bumi oleh debunya selama +- 6 tahun..dan Yang diyakini para ilmuwan ....mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10.000 manusia saja.

Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia.
http://almuchibbin.files.wordpress.com/2008/06/toba.jpg

Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut (Indonesia) sekarang, beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasar laut pada bulan Desember 2004.

Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara, banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.

Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan 'Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut."

Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi. Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.
itulah riwayat bona pasogit kita...yang sekarang sampai bacok bacokan gara gara sisa sisa letusan gunung.....



LALU BAGAIMANA  MANUSIA YANG 5000-10000 ITU BERTAHAN HIDUP???






Selasa, 27 Juli 2010

Selasa, 27 April 2010

UMPASA-UMPASA BATAK

FALSAFAH, UMPASA, UPAMA BATAK

Falsafah Batak

Dijolo raja sieahan, dipudi raja sipaimaon
(Hormatan do natua-tua dohot angka raja).

Sada silompa gadong dua silompa ubi,
Sada pe namanghatahon Sudema dapotan Uli.

Pitu batu martindi sada do sitaon nadokdok
(Unang maharaphu tu dongan).

Jujur do mula ni bada, bolus do mula ni dame
(Unang sai jujur-jujuri salani dongan, alai bolushon ma).

Siboru buas siboru Bakkara, molo dung puas sae soada mara
(Dame ma).

Sungkunon poda natua-tua, sungkunon gogo naumposo
(Bertanggung-jawab).

Umpasa tu Naposobulung (Buat orang-orang muda)

Jolo tiniktik sanggar laho bahenon huru-huruan,
Jolo sinukkun marga asa binoto partuturan.

Tudia ma luluon da goreng-goreng bahen soban,
Tudia ma luluon da boru Tobing bahen dongan.

Tudia ma luluon da dakka-dakka bahen soban,
Tudia ma luluon da boru Sinaga bahen dongan.

Manuk ni pealangge hotek-hotek laho marpira
Sirang na mar ale-ale, lobianan matean ina.

Silaklak ni dandorung tu dakka ni sila-sila,
Ndang iba jumonok-jonok tu naso oroan niba.

Metmet dope sikkoru da nungga dihandang-handangi,
Metmet dope si boru da nungga ditandang-tandangi.

Torop do bittang di langit, si gara ni api sada do
Torop do si boru nauli, tinodo ni rohakku holoan ho do

Rabba na poso, ndang piga tubuan lata
Hami na poso, ndang piga na umboto hata

Upasa manjalo Tintin Marangkup (Pasangan saat tukar cincin)

Bulung namartampuk, bulung ni simarlasuna,
Nunga hujalo hami tintin marangkup,
Dohonon ma hata pasu-pasuna.

Hot pe jabu i, tong doi margulang-gulang
Sian dia pe mangalap boru bere i, tong doi boru ni Tulang.

Sai tong doi lubang nangpe dihukkupi rere,
Sai tong doi boru ni Tulang, manang boru ni ise pei dialap bere.

Amak do rere, dakka do dupang,
Anak do bere, Amang do Tulang.

Asing do huta Hullang, asing muse do huta Gunung Tua,
Asing do molo tulang, asing muse do molo gabe dung simatua.

Umpasa tu na marbagas. (Pasangan yang baru menikah)

Dakka ni arirang, peak di tonga onan,
Badan muna naso jadi sirang, tondi mu marsigomgoman.

Giring-giring ma tu gosta-gosta, tu boras ni sikkoru,
Sai tibu ma hamu mangiring-iring, huhut mangompa-ompa anak dohot boru.

Rimbur ni Pakkat tu rimbur ni Hotang,
Sai tudia pe hamu mangalakka, sai tusima hamu dapot pansamotan.

Dekke ni sale-sale, dengke ni Simamora,
Tamba ni nagabe, sai tibu ma hamu mamora.

Sahat-sahat ni solu, sahat ma tu labuan,
Sahat ma hamu leleng mangolu, jala sai di dongani Tuhan.

Sahat solu, sahat di parbinsar ni ari,
Leleng ma hamu mangolu jala di iring-iring Tuhan ganup ari.

Mangula ma pangula, dipasae duhut-duhut
Molo burju marhula-hula, dipadao mara marsundut-sundut.

Ruma ijuk tu ruma gorga,
Sai tubu ma anakmuna na bisuk dohot borumuna na lambok marroha.

Anian ma pagabe tumundalhon sitodoan,
Arimu ma gabe molo marsipaolo-oloan.

Gadu-gadu ni Silindung, tu gadu-gadu ni Sipoholon,
Sai tubu ma anakmuna 17 dohot borumuna 16.

Andor hadukka ma patogu-togu lombu,
Sai sarimatua ma hamu sahat tu na patogu-togu pahoppu.

UMPASA MANGAMPU

Bulung ni Taen tu bulung ni Tulan
Ba molo tarbahen, sai topot hamu hami sahali sabulan,
Molo so boi bulung ni tulan, pinomat bulung ni salaon,
Ba molo so boi sahali sabulan, pinomat sahali sataon.

Ni durung si Tuma laos dapot Pora-pora.
Molo mamasu-masu hula-hula mangido sian Tuhan,
Napogos hian iba, boi do gabe mamora.

Songgop si Ruba-ruba tu dakka ni Hapadan,
Angka pasu-pasu na ni lehon muna,
Sai dijangkon tondi ma dohot badan.

Mardakka Jabi-jabi, marbulung ia si Tulan
Angka pasu-pasu na pinasahat muna,
Sai sude mai dipasaut Tuhan.

Naung sampulu sada, jumadi sampulu tolu,
Angka pasu-pasu pinasahat muna,
Sai anggiatma padenggan ngolu-ngolu.

Naung sapulu pitu, jumadi sapulu ualu,
Angka pasu-pasu pinasat muna hula-hula nami,
Diampu hami ma di tonga jabu.

Turtu ninna anduhur, tio ninna lote,
Angka pasu-pasu pinasahat muna,
Sai unang ma muba, unang mose.

Habang pidong sibigo, paihut-ihut bulan,
Saluhut angka na tapangido, sai tibu ma dipasaut Tuhan.

Obuk do jambulan, nidandan ni boru Samara
Pasu-pasu na mardongan tangiang sian hula-hula,
Mambahen marsundut-sundut soada mara.

Tinapu bulung nisabi, baen lompan ni pangula
Sahat ma pasu-pasu na nilehon muna i tu hami,
Sai horas ma nang hamu hula-hula.

Suman tu aek natio do hamu, riong-riong di pinggan pasu,
Hula-hula nabasa do hamu, na girgir mamasu-masu.

AKKA UMPASA NA ASING

Martahuak ma manuk di bungkulan ni ruma,
Horas ma hula-hulana,songoni nang akka boruna.

Simbora ma pulguk, pulguk di lage-lage,
Sai mora ma hita luhut, huhut horas jala gabe.

Hariara madungdung, pilo-pilo na maragar,
Sai tading ma na lungun, ro ma na jagar.

Sinuan bulu sibahen na las,
Tabahen uhum mambahen na horas.

Eme ni Simbolon parasaran ni si borok,
Sai horas-horas ma hita on laos Debata ma na marorot.

Sititik ma sigompa, golang-golang pangarahutna,
Tung so sadia pe naeng tarpatupa, sai anggiat ma godang pinasuna.

Pinasa ni Siantar godang rambu-rambuna,
Tung otik pe hatakki, sai godang ma pinasuna.

Tuat si puti, nakkok sideak,
Ia i na ummuli, ima ta pareak.

Aek godang tu aek laut,
Dos ni roha sibaen na saut.

Napuran tano-tano rangging marsiranggongan,
Badan ta i padao-dao, tondita i marsigomgoman.

Marmutik tabu-tabu mandompakhon mataniari,
Sai hot ma di hamu akka pasu-pasu, laho marhajophon akka na sinari.

Bona ni pinasa, hasakkotan ni jomuran,
Tung aha pe dijama hamu, sai tong ma dalan ni pasu-pasu.

Mandurung di aek Sihoru-horu, manjala di aek Sigura-gura,
Udur ma hamu jala leleng mangolu, hipas matua sonang sora mahua.

Dolok ni Simalungun, tu dolok ni Simamora
Salpu ma sian hamu na lungun, sai hatop ma ro si las ni roha.

PODA(kata-kata nasehat)

 PODA


1 Pantun hangoluan tois hamagoan.
2 Seang do tarup ijuk soada langge panoloti, seang do sipaingot so adong na mangoloi.
3 Unang marhandang na buruk, unang adong solotan sogot, unang marhata na juruk unang adong solsolan marsogot.
4 Tinallik dulang tampak dohot aekna. Pinungka hata (ulaon) unang langlang di tagetna.
5 Unang sinuan padang di ombur-ombur, unang sinuan hata nagabe humondur-hondur.
6 Anduhur pidong jau sitangko jarum pidong muara, gogo sibahen na butong tua sibahen na mamora, roha unang soada.
7 Aek dalan ni solu sian tur dalan ni hoda, gogo mambahen butong, tua sibahen mamora.
8 Anduhur pidong toba siruba-ruba pidong harangan, halak na losok mangula jadian rapar mangan.
9 Anduhur pidong toba siruba-ruba pidong harangan, halak na padot mangula ido na bosur mangan.
10 Singke di ulaon sipasing di baboan, tigor hau tanggurung burju pinaboan-boan.
11 Pauk ni Aritonang pauk laho mangula, burju pinaboan-boan dongan sarimatua.
12 Hotang-hotang sodohon ansimun sibolaon, hata-hata sodohonon sitongka paboaboaon.
13 Handang niaithon na dsua gabe sada, niantan pargaiton unang i dalan bada.
14 Hori sada hulhulan bonang sada simbohan, tangkas ma sinungkun nanget masipadohan.
15 Ijuk di para-para hotang di parlabian, na bisuk nampuna hata na oto tu pargadisan.
16 Hotang do paninaran hadang-hadangan pansalongan.
17 Bogas ni Gaja Toba tiur do di jolo rundut do di pudi , bogas ni Raja Toba tiur do di jolo tota dohot di pudi.
18 Dang sibahenon dangka-dangka dupang-dupang, dang sibahenon hata margarar utang.
19 Sinuan bulu di parbantoan dang marganda utang molo pintor binahonan.
20 Sinuan bulu di parbantoan sai marganda do utang na so binahonan.
21 Niduda bangkudu sada-sada tapongan, sai marganda lompit do utang ia so jalo-jalo binahonan.
22 Manggual sitindaon mangan hoda sigapiton, tu jolo nilangkahon tu pudi sinarihon.
23 Langkitang gabe hapur, nahinilang gabe mambur.
24 Molo duri sinuan duri ma dapoton. Ia bunga sinuan bunga ma dapoton, ia naroa sinuan naroa ma dapoton.
25 Jolo marjabu bale-bale asa marjabu sopo, jolo sian na tunggane asa tu naumposo molo makkuling natunggane manangi ma naumposo.
26 Ingkon manat marpiu tali, ingkon pande marjalin bubu, ingkon manat mangula tahi, ingkon pande mangula uhum.
27 Masihurha manukna unang teal buriranna, masiajar boruna unang suda napuranna.
28 Tuit sitara tuit tuit pangalahona, natuit anak i mago horbona, molo natuit boru mago ibotona.
29 Siala il siala ilio, utang juma disingir di halak namalo, singir jadi utang di halak na so malo.
30 Magodang aek bila, ditondong aek hualu, mago sideak bibir dibahen pangalualu.
31 Santopap bohi sanjongkal andora, ndang diida mata alai diida roha.
32 Anduhur pidong jau sitapi-tapi pidong toba, binuat roha jau pinarroha roha toba.
33 Gala-gala nasa botohon , manang beha pe laga adong do hata naso boi dohonon.
34 Pir eme di lobongan ndang guguton, uli pe paniaran ni dongan ndang langkupon.
35 Ndang tuk-tuhan batu dakdahan simbora, ndang tuturan datu ajaran na marroha.
36 Songon parsege-sege so seang, sapala seang, seang dohot bota-botana.
37 Naihumarojor bola hudonna, naihumalaput tata indahanna.
38 Pege sangkarimpang halas sahadang-hadangan, rap mangangkat tu ginjang, rap manimbung tutoru halak namarsapanganan.
39 Tinutu gambiri angkup ni sera-sera, pinatonggor panaili, unang hu roha ni deba.
40 Unang songon parmahan ni sunggapa, dihuta horbona dibalian batahina, mago dibahen rohana pidom dibahen tondina.
41 Sitapi uruk sitapi dibalunde, tu dolok pe uruk tu toruan tong ene, ai aha so uruk sai jalo do pinaune-une.
42 Sinintak hotor-hotor, humutur halak-halak asing do timbang dongan asing timbang halak.
43 Mimbar tungkap ni tuak, mimbar do nang daina, muba laut, muba do ugarina.
Muba dolok, muba duhutna, muba luat muba do uhumna.
44 Manghuling bortung di topi ni binanga, adong do songon ogung sipatudu luhana.
45 Rigat-rigat ni tangan ndang laos rigathonon, rigat-rigat ni hata ndang laos ihuthononton.
46 Talaktak siugari, ibana mambahen, ibana mamburbari .
47 Hauma sitonang panjangkitan ni langkitang, sai pidom do jolma na olo marhilang.
48 Ndang tarhindat gaor-gaor ni hudon, ndang tarsoluk harajaon hasuhuton.
49 Tanduk ni ursa mardangka-dangka suhut di hasuhutonna raja marhata-hata.
50 Tanduk ni ursa margulu-gulu salohot benge. (na so dohot pe diboto aha namasa)
51 Pansur tandiang di rura ni aek puli, na pantun marroha/marina ido tiruan nauli.
52 Martaguak manuk di toruni bara ruma, napantun marnatoras, ido halak namartua.
53 Habang ambaroba paihut-ihut rura, sapala naung ni dohan, unang pinauba-uba.
54 Pasuda-suda arang so himpal bosi. (patua-tua daging pasuda-suda gogo.)
55 Holi-holi sangkalia, sai marhormat do langkani ama mida tangan ni ina.
56 Masuak ranggas di degehon Sinambela, molo tung i nama dibuat nasoala, nanggo torang diboto deba.
57 Bosi marihur tinopa ni anak lahi, matana tinallikkon tundunma mangonai
58 Dipangasahon suhulna do matana, dipangasahan matana do suhulna.
59 Ndang dao tubis sian bonana.
60 Pitu hali taripar di aek parsalinan, laos so muba do bolang ni babiat.
61 Somalna do peamna.
62 Hapalna mattat dok-dokna, dok-dokna mattat hapalna.
63 Unang martata ilik sada robean.
64 Gala gumal bulu andalu sangkotan ni bonang, asa monang maralohon musu, pinatalu roha maralohon dongan.
65 Garang-garang ni luatan nionjat tu harang ni hoda, molo marbada hula-hula, boruna mandabu tola. Molo marbada boru, hula-hula mandabu tola. Molo marbada anggi, hahana mandabu tola.
66 Unang patubi-tubi manuk pasalpu-salpu onan.
67 Unang dua hali tu aek natua-tua.
68 Hotang hotang sodohon ansimun sobolaon. Hata-hata sodohonon tongka sipaboa-boanan, guru ni hata naso dohonon, guru ni juhut naso seaton.

Senin, 26 April 2010

SILSILAH SIRAJA BATAK

inilah silsilah asal usul siraja batak.... dimulai dari turi turian asal usul suku batak

* manuk-manuk hulambujati (MMH)
1.Tuan batara guru
2.Tuan soripada
3.Tuan mangala bulan

*tuan batara guru
putra
1.Tuan sori muhammad
2.Tuan datu tantan debata guru mulia
putri
1.Siboru sorbajati
2.SIBORU DEAK PARUJAR

*SIBORU DEAK PARUJAR ----X-----RAJA ODAP ODAP(kiriman mulajadi nabolon)
lahir anak kembar marhoppas(laki-laki dan perempuan)
1.raja ihat (ihot)manisia
2.boru itam manisia
*keduanya kawin
lahir 3 putra

1.raja miok miok
2.patundal na begu
3.aji lapas-lapas
ketiganya dikawinkan dengan dayang2 dari khayangan

*raja miok-miok
putranya:
Raja engbanua
putranya 3
1.ompu raja unjung(pamompar suku alas/aceh)
2.Raja bonang-bonang(pamoppat toba)
3.oppu raja Jau (pamompar nias)

*raja bonang-bonang
putra
Raja Tantan debata
putranya
RAJA BATAK


kemudian anaknya ada 3 yaitu
1Guru tatea bulan
2Raja isumbaon
3.Oppu toga laut

*guru tatea bulan
putra 5
1.Raja uti(biak-biak)
2.Saribu raja
3.Limbong mulana
4.Sagala raja
5.Silau raja

*Raja isumbaon
putra 3
1.Sorimangaraja
2.Raja asi-asi
3.Sangkar somalindang

demikian saya ringkas dengan singkat... kalo ada masukan,komentar mohon koreksinya